Thursday, February 17, 2011

Mawar Merah dan Wafer Coklat


mawar merah (google.com)
Susah. Sangat susah baginya menahan suasana hati yang selalu berbunga-bunga. Sekuntum mawar merah yang telah memasuki hatinya telah memberinya warna baru dalam kehidupan. Ia menangkap suatu nuansa yang tiada pernah dirasainya sebelumnya. 

Tiba-tiba saja ada keinginan untuk selalu bertemu muka dengan si dia dan selalu merindukan kehadirannya. Entah apa yang terjadi pada dirinya, ia pun tidak tahu.

Mendengarkan ceritanya, teringatlah saya kisah cinta Hamid kepada Zainab dalam buku Di Bawah Lindungan Ka’bah karya Hamka. Keakraban masa kanak-kanak Hamid dan Zainab telah mampu menimbulkan rasa diantara keduanya. Kehidupan remaja mereka ternyata adalah kehidupan yang tak seindah dulu.

coklat cinta (google.com)
Ada cinta yang tertahan di rongga dada. Namun cinta itu masih terjaga oleh rambu-rambu norma dan agama. Dan untuk menyelamatkan kemurnian cintanyalah sehingga Hamid merantau ke Mekah meninggalkan Zainab yang juga memendam cinta di sana.

Teringat pula saya dengan peristiwa tentang pemuda yang hidup di Irak. Suatu ketika, saat ia tumbuh dalam keremajaannya, dalam hatinya tumbuh perasaan cinta kepada seorang wanita. Ia begitu tertarik melihat segala kelebihan pada wanita tersebut. Ia pun mengungkapkan cintanya. Selang beberapa hari, wanita tadi meninggal dunia. 

Pemuda tadi terkejut bukan main. Setelah dicari tau kesana-kemari, ternyata penyebab kematian adalah perasaan berdosa yang membuncah dalam hati wanita. Ia merasa berdosa dan menangis tersedu-sedu bebrapa hari lamanya karena telah membuat pemuda tadi jatuh cinta dan terpedaya.

Memang, cinta adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia. Ia laksana embun yang turun dari langit , besih dan suci. Tanahnyalah yang berlain-lain menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh embun itu kedurjanaan, kenistaan, penipuan dan lain-lain perangai tercela. Tetapi jika ia jatuh ke tanah yang subur, disana akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia, budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji. Demikian pesan Hamka.

Ingin sekali kawan saya tadi mengikat hubungan janji dengan yang dicintainya untuk sementara waktu. Ia ingin pacaran. Tapi kawan saya tadi sadar bahwa ada yang lebih baik dari semua itu. Ia ingat, semua kini hanya tinggal menunggu waktu, sebab persoalan jodoh sudah selesai ditetapkan sejak zaman azali. Berbagai keindahan pacaran tadi tentu akan lebih indah dirasakan apabila ia telah berada dalam ikatan suci pernikahan. Semuanya aktivitas yang bisa dilakukan saat pacaran menjadi lebih bisa lagi setelah pernikahan dalam bentuk yang lebih baik, lebihbahagia, lebih barakah, penuh mawaddah dan rahmah.

Apalagi ada janji dari Allah yang akan memberikan naungan-Nya untuk mereka yang sekuat tenaga menjaga dirinya. Allah menyiapkan baginya bidadari-bidadari yang cantik jelita di kedamaian mahligai surga, sebagai balasan karena telah mampu bersabar dan mengalahkan nafsunya. Kawan saya ini ingin jadi bagian dari mereka. Teringat pula dia pesan junjungannya, Muhammad saw., bahwa ada kenimatan yang pasti dirasakan oleh seorang yang mampu menahan dan mengendalikan gelombang perasaanya. Sangat indah dan nikmat bahkan. Lebih indah dan nikmat dari sekedar keindahan mawar merah dan kenikmatan wafer coklat.

0 comments:

Post a Comment

Menjemput Harapan is wearing Blue Weed by Blog Oh! Blog | To Blogger by Gre at Template-Godown