Thursday, February 24, 2011

Tauhid; Risalah Utama Para Nabi




Sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad Saw. misi dakwah para rasul tetap sama, yaitu seruan untuk menyembah kepada Allah semata.
Syariat dan hukum bisa berubah antara satu rasul dengan yang lain, sesuai dengan kondisi kaumnya masing-masing. Namun risalah utama mereka tetaplah satu. Serial kisah dakwah para rasul yang diceritakan dalam Al-Quran selalu dimulai dengan perintah untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Inti ketauhidan itu
disampaikan dengan ringkas dan jelas dalam ayat keempat Surah Al-Fatihah:
"Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan" (QS. Al-Fatihah: 04)
Ayat yang sering kita ulangi paling kurang 17 kali sehari semalam ini mengandung makna yang sangat mendalam. Ayat ini berisi pengakuan dari seorang muslim; bahwa ia tidak akan menyembah, menghambakan diri, dan menundukkan hati kepada selain Allah, Tuhan semesta alam ini.
Pengakuan yang benar tentang hal ini akan membebaskan seseorang dari cengkraman apa yang ada di sekitarnya. Ia tidak akan menjadi budak hartanya; yang sering menyusahkannya dan membuatnya lupa dengan lalai. Ia tidak akan menjadi hamba wanita; yang membuat ia menghinakan diri demi mendapatkan apa yang ia inginkan.
Ia tidak akan menjadi hamba jabatan; yang membuat dia menghalalkan segala cara untuk mencapainya.Ia tidak akan menjadi hamba popularitas yang membuatnya bersusah payah hanya untuk mendapatkan sebuah nama.
Segala ibadah yang dia lakukan, shalat yang ia kerjakan, puasa yang ia laksanakan, zakat yang ia tunaikan, haji yang lakukan, dzikir yang ia baca, amalan yang ia rutinkan, semuanya karena Allah.
Ia sama sekali tidak beribadah untuk menaikkan derajat sosialnya, mendapatkan perhatian, memperoleh ilmu kanuragan, kekebalan, atau tenaga dalam. Ia laksanakan semua ibadah itu dengan penuh kesadaran semata-mata karena itu adalah perintah Allah dan hanya berharap rahmat dan keridhaan-Nya.
Ia pun hanya meminta tolong kepada Allah. Bermohon bersungguh-sungguh hanya kepada-Nya semata. Ia tidak pernah menggantungkan harapannya kepada manusia manapun. Apalagi meminta tolong tolong kepada setan, jin, tukang sihir, tukang tenung, dan lainnya.
Dia tidak menggantungkan nasibnya kepada ramalan-ramalan zodiak, kekuatan jimat, kehebatan mantra, dan perkataan dukun. Dia hanya memohon kepada Allah semata. Segala usaha halal yang ia lakukan adalah ikhtiar untuk mendapatkan pintu-pintu rezeki yang Allah bukakan untuknya.
Tingkat kemuliaan seorang hamba adalah sejauh mana dia mengabdikan dirinya hanya kepada Allah. Semakin murni pengabdian seorang  hamba kepada Rabb-nya, semakin lapang pulang hatinya, semakin mulia dirinya, dan semakin bebas jiwanya, tidak lagi terikat suatu apapun dari kehidupannya yang fana. Hidup dan matinya adalah semata-mata untuk beribadah kepada Allah..
"Katakanlah: "Sesungguhnya shalat, ibadat, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. Al-An'am: 162-163)

0 comments:

Post a Comment

Menjemput Harapan is wearing Blue Weed by Blog Oh! Blog | To Blogger by Gre at Template-Godown